JAWABAN UAS MATAKULIAH PERILAKU ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN
1.
Dalam perilaku
organisasi ada beberapa disiplin ilmu yang berperan yaitu : Psikologi, sosiologi,
psikologi sosial, antropologi
dan ilmu-ilmu politik. Tugas anda untuk menjelaskan
masing-msing ilmu tersebut!
Jawaban :
a.
Psikolgi
Psikolgi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan
yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia, secara epistimologis
dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan mengubah perilaku manusia. Sumbangan
terpenting dari ilmu psikologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian
tentang pembelajaran, motivasi, kepribadian, persepsi, pelatihan, keefektifan
kepemimpinan, kepuasan kerja, pengambilan keputusan individu, penilaian
kinerja, pengukuran sikap, seleksi karyawan, disain kerja, dan stres kerja. Sumbangan terpenting psikologi terhadap
perilaku organisasi terutama berkaitan dengan tiga hal: motivasi, keefektifan
kepemimpinan, dan stres kerja. Motivasi berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan
yang menggerakkan individu. Dalam bidang pendidikan, motivasi menjadi kajian
yang lebih kompleks lagi karena berkaitan dengan beragamnya status manusia di
dalamnya seperti guru, siswa, kepala sekolah, dan personil lainnya.
Hubungan
psikologi dalam perilaku oraganisasi adalah sebagai berikut :
Psikologi
dalam satuan analisis
Individu : Pembelajaran,
Motivasi, Kepribadian, persepsi,Pelatihan, Kepemimpinan,
kepuasan Kerja, Peng.Keputusan Individu,
Penilaian Kinerja, Pengukuran Sikap, Seleksi Karyawan, Desain
Kerja, Stres Kerja
b.
Sosiologi
Istilah
Sosiologi menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani (latin). Sosiologi
berasal dari kata socius yang artinya teman atau sesama dan logos berarti
cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau
kawan (masyarakat). Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, menyelidiki
ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti
sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuknya hidup bersama serta
perubahannya, perserikatan hidup, kepercayaan, dan keyakinan (Hasan Sadly).
Sumbangan
terpenting ilmu sosiologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian tentang
dinamika kelompok, tim kerja, komunikasi, kekuasaan, konflik, dan perilaku
antarkelompok.
c.
Psikologi sosial
Psikologi
sosial adalah suatu bidang dalam psikologi yang memadukan konsep-konsep
psikologi dan sosiologi. Psikologi sosial memfokuskan pada pengaruh seseorang
terhadap orang lain. Kontribusi psikologi sosial terhadap perilaku organisasi
meliputi kajian tentang perubahan perilaku, perubahan sikap, komunikasi, proses
kelompok, dan pengambilan keputusan kelompok.
Psikologi
sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan
kelompok. Psikologi Sosial
adalah cabang dari ilmu psikologi yang berupaya untuk memahami dan menjelaskan
cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu yang dipengaruhi oleh
kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain itu dapat dirasakan secara langsung,
diimajinasikan, atau diimplikasikan. (Baron dan Byrne, 2004).
Menurut
Myers (2002), Psikologi Sosial adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari
secara menyeluruh tentang hakikat dan sebab-sebab perilaku individu dalam
lingkungan sosial.
d.
Antropologi
Antropologi
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi,
nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda.
Karya
antropolog tentang budaya dan lingkungan telah membantu kita memahami perbedaan
nilai-nilai fundamental, sikap, dan perilaku di antara orang-orang pada
organisasi dan negara yang berbeda. Sumbangan terpenting antropologi terhadap
perilaku organisasi adalah kajian tentang nilai komparatif, sikap komparatif,
analisis lintas-budaya, budaya organisasi, dan lingkungan organisasi.
e.
Ilmu politik
Ilmu
politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik. Ilmu politik adalah ilmu yang
mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat hakiki, dasar,
proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatian sarjana ilmu
politik, tertuju pada perjuangan untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan,
melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain, atau menentang
pelaksanaan kekuasaan itu (W.A
Robson). Sedangakan politik itu sendiri adalah Politik
adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan
mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti
tidak dapat terlepas dari gejala komflik dan kerjasama (Andrew Heywood).
Kajian
terpenting yang berkaitan dengan perilaku organisasi adalah konflik, politik
intraorganisasi, dan kekuasaan, termasuk bagaimana orang memanipulasi kekuasaan
untuk kepentingan individu
2.
Definisikan perilaku
organisasi dan bagaimana
hubungan dengan manajemen.
Jawaban
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) adalah suatu
disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu,
tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual,
kelompok, maupun organisasi).
OB adalah bidang
studi yang mengkaji dampak perorangan , kelompok, dan struktur pada perilaku
dalam organisasi untuk memperbaiki ke efektifan organisasi (Luthans 2005:20)
Manajemen adalah
proses untuk mengelola sumber-sumber organisasi. Ada dua pemegang kepentingan
yang bisa mempengaruhi organisasi, baik secara langsung maupun tidak secara
langsung, yaitu kekuatan Sistem Internal dan Lingkungan Eksternal.
Manajemen merupakan
suatu proses kegiatan dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada dengan
menggunakan cara-cara pemikiran yang ilimiah maupun praktis yang merupakan
faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi pencapaian tujuan
melalui kerjasama antar manusia yang efektif dan efesien. Organisasi merupakan
wadah atau alat untuk pencapaian tujuan tersebut dengan mempersatukan
orang-orang untuk melakukan kerjasama yang efesien. Karena pada proses kegitan
tersebut sudah ada organisasi sebagai wadah atau tempat berkumpulnya, jadi
kerjasama untuk penyelesaian kegiatan tersebut lebih efektif. Sehingga secara
langsung antara manajemen dan organisasi terjadi hubungan timbal balik yang
baik karena keduanya saling memerlukan, dengan adanya keduanya sehingga
kejasama yang dibangun lebih efekif dalam pencapaian tujuan.
3. Apakah
yang dimaksud dengan
efektivitas dan efisiensi
itu, bagaimana kaitannya dengan
perilaku organisasi.
Jawaban
Penertian Efektifitas
dan efisiensi
·
Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas,
fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau
sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”
(Kurniawan, 2005:109).
·
Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan
untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang
memilih kebenaran untuk melaksanakan (Moenir, 2006:166).
·
Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya,
pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk
mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya (Zahnd,
2006:200-2001).
Dari pengertian
diatas maka secara singkat singkat pengertian daripada efisiensi dan
efektivitas adalah, efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara
benar, “doing things right”,
sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran “doing the right things” Tingkat
efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh terintegrasinya sasaran dan
kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan adaptasi dari organisasi
terhadap perubahan lingkungannya
Kaitan anatara efektivitas dan efisiensi dengan
perilaku organisasi
Ungkapan kata efisiensi dan efektifitas dapat
diartikan secara menyeluruh dalam setiap aktivitas / kegiatan organisasi. Kata
efisiensi menceritakan bagaimana suatu usaha dilakukan untuk menekan laju
pertumbuhan eksploitasi yang semakin meningkat karena penggunaan biaya/dana
yang sudah melebihi target yang direncanakan.
Di satu sisi, maksud dari efektifitas adalah
meminta dan berusaha agar segala usaha atau aktivitas organisasi dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dengan tetap melakukan efesiensi secara benar sesuai
porsinya.Jangan salah kaprah, jika efisiensi dilakukan hanya semata-mata untuk
mengurangi agar beberapa pos pengeluaran mengalami penurunan, dengan tidak
memperhitungkan ketidak-efektifan produktifitas kinerja, yang terjadi malah
kinerja menurun. Dan sudah pasti program kerja tidak akan berjalan dengan
semestinya.
Secara umum dalam pengembangan
organisasi, memiliki tujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan
kesehatan organisasi. Langkah terpenting dapat dilakukan
untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas adalah meningkatkan produktiftas
SDM, ciptakan aturan dan mekanisme kerja yang konsisten serta penyaluran
dana/biaya operasional yang betul-betul dipergunakan demi kepentingan kerja/kedinasan
secara langsung sesuai dengan kepentingannya dan program efisiensi dan
efektifitas dilakukan secara merata pada semua lini atau bagian di lingkup
organisasi, serta efisiensi harus terus tetap dilakukan dalam kondisi apapun,
asalkan tidak menghambat kinerja organisasi.
4. Seorang
manajer perlu mengetahui
kepuasan kerja karyawannya
karena mempunyai efek pada kinerja, bagaimana hubungan antara kepuasan
kerja dengan kinerja karyawan.
Jawaban
Menurut Davis dan Newton (1996) definisi
kepuasan kerja adalah seperangkat
peraturan yang menyangkut tentang perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan
yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Dalam artian pegawai yang bergabung
dalam suatu organisasi akan membawa keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman
masa lalu yang membentuk harapan kerja (Meyer dan Tett 1993) sehingga kepuasan
kerja menunjukan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul berkaitan
denganpekerjaan yang disediakan sebagai sekumpulan perasaan yang bersifat
dinamik.
Berdasarkan
definisi tersebut, ada faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami
kepuasan kerja. Menurut Luthans (2001), faktor – faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja antara lain :
- Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.
- Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama karyawan dengan atasan maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
- Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
- Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi sistim dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
Ketika
faktor – faktor diatas, terpenuhi dalam diri seorang karyawan, maka karyawan
tersebut mengalami kepuasan kerja. Kepuasan tersebut membuat karyawan bekerja
dengan lebih baik yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas kerjanya.
Kepuasan kerja juga berpengaruh untuk aktualisasi diri. Karyawan yang
mendapatkan kepuasan bekerja yang cukup baik, biasanya memiliki catatan
kehadiran, perputaran kerja dan prestasi yang baik sehingga kepuasan kerja
memiliki fungsi yang sangat penting untuk memberikan situasi yang kondusif di
lingkungan perusahaan.
Jadi kepuasan kerja sangatlah mempengaruhi terhadap
kinerja karyawan.
5. Bagaimana
perilaku organisasi yang
ada ditempat anda
bekerja apakah sudah sesuai
dengan hasil diskusi anda di kelas. Jelaskan!
Jawaban
Sejauh yang saya pahami perilaku organisasi antara yang dipelajari atau yang didiskusikan
dikelas dengan temapat yang saya bekerja itu bisa dikatakan belum sesuai.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu
yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat
kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok,
maupun organisasi).
Dalam perilaku oraganisai sendiri terdapat 4
aturan kinerja yaitu :
a.
Produktivitas yang efektif dan efisien, yakni
minimal biaya dengan tepat guna atau sasaran.
b.
Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja
dengan jam kerja seharusnya.
c.
Kepuasan kerja
d.
Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn
over).
Pertama, produktifitas yang
efektif dan efesian, di tempat saya bekerja minimal biaya dengan tepat guna
atau sasaran masih sangatlah kurang, contoh kecil yang akan saya soroti adalah
tentang sertifikasi guru. Guru yang bersertifikasi seharusnya tingkat
produktifitasnya lebih tinggi, tetapi pada kenyataanya terkadang guru yang
bersertifikasi kalah jauh tingkat produktifitasnya dibandingkan dengan guru
yang belaum bersertifikasi. Hal ini disebankan Karena mungkin faktor usia.
Kedua, absensi. Jumlah jam
kerja dengan jumlah jam kerja seharusnya. Terkadangan masih banyak jam-jam yang
terbuang percuma karena bnayaknya kegiatan-kegiatan yang menyita jam kerja,
misalnya rapat, keterlambatan masuk kantor atau ijin yang dilakukan guru-guru.
Ketiga, Kepuasan kerja.
Seperti yang dibahas dlaam soal sebelumnya. Kepuasan kerja seoarang karyawan
akan memenagruhi kinerja karyawan. Seperti karena faktor financial, karyawan
yang mempunyai penghasilan lebih sedikit cenderung kurang semangat untuk
bekerja, sehingga mempengaruhi produktifitas sekolah.
Keempat, Tingkat perputaran tenaga
kerja. Seharusnya dalam sebuah organisasi tidak terjadi penumpukan pekerjaan
yang dibebankan kepada individu, tetapi dalam tempat kami bekerja seringkali
pembagian pekerjaan terpusat kepada beberapa orang saja, sedangkan yang lain
memiliki beban pejerkaan yang lebih ringan, dan hal ini pula berbanding
terbalik dengan penghasilan yang di
dapat. Seharusnya orang yang berpenghasilan banyak maka beban kerjanya dan
tanggung jawabnya pun harusnya lebih banyak pula.