DASAR-DASAR STRUKTUR ORGANISASI, RANCANGAN KERJA DAN KEBIJAKAN DAN PRAKTIK SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I
DASAR-DASAR STRUKTUR ORGANISASI


A.    PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi yaitu cara tugas pekerjaan , dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.             Ada enam elemen-elemen dalam Struktur Organisasi diantaranya:
1. Spesialisasi Kerja ( Pembagian Tenaga Kerja)
Yaitu  untuk mendeskripsikan sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah. Hakikat dari spesialisasi kerja adalah bahwa daripada dilakukan oleh suatu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh individu yang berlainan.
2. Departementalisasi
Begitu anda membagi-bagi pekerjaan lewat spesialisasi kerja, anda perlu mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ini sehingga tugas yang sama / mirip dapat dikoordinasikan. Dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan ini disebut departementalisasi.
Salah satu cara paling poluler untuk mengelompokan kegiatan adalah menurut fungsi yang dijalankan. Seorang manajer manufaktur dapat menggorganisasi pabriknya dengan memisahkan spesialisasi rekayasa, akuntansi, manufaktur, personalia dan pembelian dalam departemen-departemen biasa.
Tugas juga dapat di departementalisasi menurut tipe produk yang dihasilkan organisasi itu. Keutamaan dari tipe pengelompokan ini adalah ditingkatkannya tanggung jawab untuk kinerja produk,karena semua kegiatan yang dikaitkan pada suatu produk spesifik berada dibawah pengarahan manajer tunggal.
Suatu cara lain yaitu atas dasar geografi atau teritori. Fungsi penjualan, misalnya mungkin mempunyai kawasan barat, selatan, tengah dan timur. Dengan demikian tiap kawasan ini merupakan sebuah departemen yang diorganisasikan dalam lingkup geografi. Jika pelanggan sebuah organisasi tersebar dalam area geografi yang luas, maka bentuk departementalisasi ini dapat bernilai.
3. Rantai Komando
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari wewenang yang tertentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor ke siapa. Rantai ini menjawab para karyawan seperti misalnya “ kepada siapakah saya harus pergi jika saya mempunyai masalah?” dan “saya bertanggungjawab kepada siapa?”
Konsep rantai komando tidak dapat terbahas jika kita tanpa membahas terlebih dahulu dua konsep komplementer yaitu : wewenang dan kesatuan komando.
a.      Wewenang
Wewenang mengacu kepada hak-hak yang inheren dalam posisi manjerial untuk member perintah dan mengharapkan perintah itu untuk dipatuhi.
b.      Kesatuan komando
Yaitu seorang bawahan hanya mempunyai satu atasan kepada siapa ia bertanggung jawab secara langsung.
4. Rentang Kendali
Rentang kendali ini penting untuk menentukan banyaknya tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. Bila disejajarkan, makin luas atau besar rentang itu, makin efisien organisasi itu.
5. Sentralisasi dan desentralisasi
Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Konsep itu hanya mencakup pada wewenang formal yaitu hak-hak yang inheren pada posisi seseorang.
Sedangkan desentralisasi yaitu keleluasaan keputusan dialihkan  kebawah, ke karyawan yang tingkatnya lebih rendah.
 6. formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan didalam organisasi itu dibakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasan yang minimum mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan bagaimana seharusnya ia mengerjakan.

B.     DESAIN ORGANISASI YANG UMUM
1.      Struktur sederhana
struktur sederhana lebih banyak dicirikan oleh apa yang tidak, dari pada apa yang iya. Struktur sederhana tidak dirinci. Tingkat departementalisasinya rendah, rentang kendalinya lebar, wewenangnya dipusatkan dalam tangan satu orang, dan formalisasinya kecil.
2.      Birokrasi
Yaitu suatu struktur dengan tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan kedalam departemen-departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
3.      Struktur matriks
yaitu suatu struktur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang, menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.
Kekuatan matriks terletak dalam kemampuannya untuk mempermudah koordinasi bila organisasi itu mempunyai suatu keanekaragaman dari aktivitas yang rumit dan saling tergantung.

C.    PILIHAN DESAIN BARU
1.      Struktur tim
Yaitu penggunaan tim sebagai piranti pusat untuk mengkoordinasi kegiatan kerja. Karakteristik primer dari struktur tim adalah bahwa struktur itu memecah-mecah penghalang departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan sampai tingkat tim.  Struktru tim juga menuntut para karyawan untuk menjadi generalis maupun spesialis.
2.      Organisasi virtual
yaitu suatu organisasi inti yang kecil, yang menggunakan sumber luar untuk fungsi-fungsi bisnis utama. Dalam istilah structural, organisasi virtual adalah sangat tersentralisasi, dengan sedikit ataupun tanpa departementalisasi.
3.      Organisasi tanpa  tapal batas
yaitu suatu organisasi yang mengusahakan penghapusan rantai komando, mempunyai rentang kendali yang tidak terbatas, dan menggantikan departemen dengan tim yang diberdayakan.

D.    MENGAPA STRUKTUR-STRUKTUR ITU BERBEDA
1.      Strategi
Suatu suatu organisasi  merupakan cara untuk membantu manajemen mencapai sasaran, karena sasaran diturunkan dari strategi keseluruhan organisasi itu, logis saja bahwa strategi dan struktur hendaknya erat berhubungan.
Suatu strategi inovasi tidaklah berarti suatu strategi ala kadarnya untuk perubahan sederhana atau pemolesan atas apa yang ditawarkan sebelumnya melainkan untuk suatu inovasi yang bermakna dan unik.
Suatu organisasi yang mengejar suatu strategi minimisasi biaya secara ketat mengendalikan biaya, mengendalikan diri untuk tidak menimbulkan pengeluaran inovasi atau pemasaran yang tidak perlu, dan menekan harga dalam menjual suatu produk dasar.
Organisasi yang mengikuti suatu strategi imitasi mencoba memanfaatkan yang terbaik dari kedua strategi sebleumnya. Mereka berusaha meminimalisasikan resiko dan memaksimalkan kesempatan untuk laba.



2.      Ukuran organisasi
Suatu pandangan sekilas pada organisasi yang kita tangani dalam kehidupan kita akan membuat kebanyakan dari kita berkesimpulan bahwa ukuran akan berpengaruh pada struktur suatu organisasi.
3.      Teknologi
Istilah teknologi mengacu bagaimana suatu organisasi mentransfer masukan menjadi keluaran. Semua organisasi mempunyai sekurang-kurangnya satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan, manusia dan fisik menjadi produk atau jasa.
4.      Lingkungan
lingkungan organisasi terdiri dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan yang berada di luar organisasi dan secara potensial mempengaruhi kinerja organisasi itu. Lazimnya ini mencakup pemasok, pelanggan, pesaing, badan pengaturan pemerintah, kelompok penekan publimdan yang serupa.

E.     RANCANGAN ORGANISASI dan PERILAKU KARYAWAN
Struktur suatu organisasi dapat mempunyai efek yang mencolok pada angotanya. Suatu tinjauan terhadap bukti yang menghubungkan struktur suatu organisasi dengan kinerja dan kepuasan karyawan menghasilkan suatu kesimpulan yang jelas bahwa tidak semua orang mempunyai kebebasan dan keluwesan dari struktur organic. Spesialisasi kerja menyokong tingginya produktivitas karyawan tetapi mengorbankan kepuasan kerja. Beberapa orang suka dibiarkan kerja sendiri, sedangkan orang lain lebih menyukai rasa aman oleh adanya seoarang atasan yang dengan cepat tersedia sepanjang waktu.






BAB II
RANCANGAN KERJA

A.    KERANGKA KERJA KONSEPTUAL UNTUK MENGANALISI TUGAS KERJA
Frank Greer mengemukakan dua fakta yang kita semua tahu :
a)      Pekerjaan itu berlainan
b)     Beberapa lebih menarik dan menantang daripada yang lain.
Sejumlah teori karakteristik kerja berupaya mengidentifikasi karakteristik tugas dari pekerjaan,bagaimana karakteristik itu digabung untuk membentuk pekerjaan yang berbeda dan hubungan dari karakteristik tugas ini dengan motivasi, kepuasan dan kinerja karyawan. Di tinjau ulang ada tiga teori karakteristik tugas yang paling penting,yaitu :
1.      Teori Atribut Tugas Wajib ( Requisite task attributes theory)
Pendekatan karakteristik tugas ini dirintis oleh Turner dan Lawrence.Mereka meramalkan kryawan akan lebih menyukai pekerjaan yang kompleks dan menantang,artinya pekerjaan semacam ini akan meningkatkan kepuasan kerja dan tingkat kemangkiran yang rendah.
2.      Model karakteristik Pekerjaan
Model ini diperkenalkan  oleh Hackman dan Oldham yang dikenal dengan istilah JCM (job character Model).  Menurut JCM, Setiap pekerjaan dapat dideskripsikan dalam lima dimensi pekerjaan inti, yang dideskripsikan sebagai berikut :
a.      Keanekaragaman Keterampilan.  Sejauh mana pekerjaan itu menuntut keragaman kegiatan yang berbeda sehingga pekerja itu dapat menggunakan sejumlah keterampilan dan bakat yang berbeda.
b.      Identitas tugas. Sejauh mana pekerjaan itu menuntut diselesaikannya seluruh potongan kerja secara utuh dan dapat dikenali
c.       Pentingnya tugas. Sejauh mana pekerjaan itu mempunyai dampak yang cukup besar pada kehidupan atau pekerjaan orang lain.
d.      Otonomi. Sejauh mana pekerjaan itu memberikan kebebasan, ketidaktergantungan, dan keleluasaan yang cukup besar kepada individu dalam menjadwalkan pekerjaan itu dalam menentukan prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan kerja itu.
e.       Umpan balik. Sejauh mana pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang dituntut oleh pekerjaan itu menghasilkan diperolehnya informasi yang langsung dan jelas oleh individu mengenai keefektifan kinerjanya.
3.       Model pemrosesan Informasi sosial(SIP; social information processing model)  
Model SIP berpendapat bahwa karyawan mengambil sikap dan perilaku sebagai tanggapan terhadap isyarat-isyarat sosial yang diberikan orang lain dengan siapa mereka mengadakan kontak. Orang lain ini dapat berupa rekan sekerja, penyelia, teman, anggota, keluarga atau pelanggan.

B.     TEKNOLOGI dan RANCANG ULANG PEKERJAAN
Ada persoalan yang berkaitan dengan teknologi dan kerja, yaitu :
1.      TKM (Managemen Mutu Total, total quality management dan proses perbaikan bersinambungan)
Program TKM mengusahakan tercapainya perbikan bersinambung sehingga variabilitas secara konstan dikurangi.
Upaya perbaikan tanpa pernah berakhir menuntut suatu pendekatan melingkar bukannya linear. Ini dilukiskan oleh siklus PDCA (Plain-Do-Check-Action); merencanakan, melakukan, mengecek, bertindak
2.      Rekayasa Ulang
Istilah rekayasa ulangberasal dari proses historis tindakan membongkar produk elektronik dan merancang suatu versi yang lebih baik.

Ada tiga unsur kunci rekayasa ulang;

Ø  Mengidentifikasi kompetensi distingtif (jelas/ terbedakan) dari suatu organisasi
Ø  Menilai proses-proses inti
Ø  Mereorganisasi secara horijontal menurut proses
3.         Sistem manufaktur fleksibel
Yaitu Integrasi dari desain berbantuan komputer, rakayasa, dan manufactur untuk menghasilkan produk-produk volume rendah dengan biaya produksi masal
4.        Keusangan Pekerja
Perubahan teknologi telah mengurangi jangka waktu manfaat dari keterampilan kebanyakan karyawan. Perangkat lunak sedang mengubah pekerjaan dari banyak profesional termasuk Dokter, Akuntan, Perencana Keuangan dan pustakawan . program perangkat lunak akan memungkinkan prang awam menggunakan pengetahuan special untuk memecahkan sendiri masalah-masalah rutin atau memilih suattu para professional yang dilengkapi dengan perangkat lunak.

C.    KONDISI KERJA FISIK dan  RANCANGAN KERJA
Arsitek, rekayasawan industri  dan perancang kantor telah beberapa dasawarsa mengetahui bahwa factor-faktor seperti suhu, tingkat kebisingan dan tata letak fisik dari ruang kerja mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Berikut ini secara singkat dirangkumkan bukti riset yang menghubungkan lingkungan fisik dan rancangan kerja dengan kinerja dan kepuasan karyawan.
1.      Lingkungan fisik
Kita cenderung memandang sebagai hal lumrah bahwa organisasi akan memberikan karyawan mereka dengan tempat kerja yang aman, sehat dan menyenangkan. Namun kondisi lingkungan sangat bervariasi dari kantor ke kantor dan dari pabrik ke pabrik.  Berikut beberapa factor yang harus diperhatikan dalam lingkungan fisik, diantaranya :

a.      Suhu
Efek dari suhu panas terhadap kinerja orang yang menjalankan kegiatan fiscal telah terkoordinasi dengan sangat baik. Tetapi ada juga efek negatif terhadap karyawan yang melakukan tugas-tugas mental juga.
b.      Kebisingan
Intensitas kebisingan atau kelantangan diukur oleh fleksibel, yang merupakan suatu skala  logaritma. Kebanyakan kantor dan pabrik mempunyai tingkat kebibsingan berkisar dari rendah sampai sedang. Akan tetapi bila levelnya tinggi atau tak dapat diramalkan, organisasi hendaknya mempertimbangkan untuk memasang bahan kedap suara dan peralatan yang mencerminkan perkembangan terbaru dalam teknologi yang kedap suara.
c.       Penerangan
Intensitas cahaya yang tepat tergantung pada kesulitan tugas dan kecermatan yang dituntut. Untuk tugas-tugas yang sulit yang menuntut perhatian secara rinci, tingkat penerangan setinggi-tingginya 100 sampai 150 kali lilin adalah sangat tepat.
d.      Mutu udara
Sehubungan dengan kinerja jabatan, bukti menunjukan bahwa beberpa polutan dapat mengurangi keluaran (output) atau kecermatan pada banyak tugas.
2.      Rancangan ruang kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rancangan ruang kerja adalah
a.      Ukuran
Ukuran ditetapkan dengan meter persegi untuk setiap karyawan. Kita mungkin berppikir bahwa beberapa besar tugas yang diselesaikan akan menjadi factor utama dalam menetapkan berapa besar ruang yang diberikan kepada setiap karyawan.
Dalam peringkat manajemen, ruang kantor mungkin merupakan imbalan paling berharga  dan paling diperjuangkan, yang ditawarkan organisasi sesudah uang dan pangkat.
b.      Pengaturan
Ukuran menunjuk pada pengukuran besarnya ruangan per karyawan, pengeaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan tempat kerja itu penting terutama karena sangat mempengaruhi interaksi social.
c.       Privasi
Privasi sebagian merupakan sebuah fungsi dari besarnya ruang per orang dan pengaturan ruang itu. Namun privasi juga dipengaruhi oleh dinding, partisipasi dan sekatan-sekatan fisik lainnya. Kebanyakn karyawan menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan mereka.

3.      PILIHAN RANCANG ULANG KERJA
a.      Rotasi Pekerjaan
Kekuatan rotasi pekerjaan adalah bahwa hal itu akan mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi lewat penganekaragaman kegiatan karywan.
b.      Pemekaran pekerjaan
Menambah jumlah dan keragaman tugas yang dikerjakan oleh seorang individu akan menghasilkan pekerjaan dengan keanekaragaman yang lebih banyak.
c.       Pemerkayaan pekerjaan
Pemerkayaan pekerjaan mengacu pada pengembangan vertical dari pekerjaan. Pemerkayaan ini meningkatkan sejauh mana pekerja itu mengendalikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kinerjanya.
d.      Rancangan kerja berdasarkan tim yang kembali diperhatikan
Semakin lama semakin banyak orang melakukan pekerjaan dalam kelompok/tim. Kebanyakan rancanga kerja berdasarkan rancangan pada tingkat kelompok lebih popularitas  dari pada rancangan kerja individual.

4.      PILIHAN JADWAL KERJA
a.      Pekan kerja terpadatkan
Ragam paling popular dari peka kerja terpadakan adalah empat hari kerja 10 jam.  Para pendukung program ini dapat menggairahkan,semangat dan komitmen karyawan terhadap organisasi, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya, mengurangi waktu persiapan mesin dalam manufaktur, mengurangi kerja lembur, dan memudahkan organisasi untuk merekrut karyawan.
b.      Pekan kerja yang lebih pendek
Dampak dari suatu pecan kerja yang lebih pendek pada karyawan hanya bersifat spekulasi saat ini. Walaupun program itu akan menciptakan lebih banyak pekerjaan, kemungkinan besar para karyawan harus memusatkan perhatian pada bagaimana itu mempengaruhi mereka secara individual bukannya efek positif pada pengangguran dari negeri meraka.
c.       Waktu luwes
Yaitu jam kerja yang lues. Para karyawan diberikan keleluasaan untuk memnentukan kapan datang dan kapan pulang. Mereka harus bekerja selama sejumlah jam per minggu, tetapi mereka juga bebas untuk membuat variasi jam kerjanya didalam batasan-batasan tertentu.
d.      Berbagi pekerjaan
Dari sudut manajemen, berbagi pekerjaan memungkinkan organisasi itu untuk memanfaatkan bakat dari lebih satu individu dalam suatu pekerjaan tertentu. 
e.       Telekomuting
Mungkin ini mendekati pekerjaan ideal untuk banyak orang. Tidak perlu ulang alik, jam kerjanya luwes, bebas berpakaian sesuka hati, dan tidak ada gangguan dari rekan kerja dan mengacu kepada karyawan yang melakukan kerjanya dirumah pada sebuah computer yang disambungkan kekantor mereka.
BAB III
KEBIJAKAN DAN PRAKTEK SUMBER DAYA MANUSIA

A.    PRAKTEK SELEKSI
1.      Analisis pekerjaan
Analisis pekerjaan mencakup pengembangan suatu uraian yang rinci dari tugas-tugas yang tercakup dalam suatu pekerjaan, dengan menentukan hubungan dari suatu pekerjaan tertentu dengan pekerjaan-pekerjaan lain, dan memastikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan bagi seorang karyawan untuk melakukan pekerjaan itu dengan sukses.
2.      Piranti seleksi
a)      Wawancara
Wawancara terpecah dalam empat tahap, yaitu tahap persiapan, diikuti dengan pembukaan, suatu periode pertanyaan dan pembahasan , serta suatu kesimpulan.
b)     Tes tertulis
Tes tertulis yang lazim adalah tes kecerdasan, bakat, kemampuan, minat dan integritas.
c)      Tes simulasi kerja
Tes simulasi kerja lebih mudah memenuhi persyaratan dari keterkaitan dengan pekerjaan dari pada tes tertulis. Tes ini terbuat dari perilaku pekerjaan yang sebenarnya bukannya pengganti, seperti tes tertulis.

B.     PROGRAM PELATIHAN dan PENGEMBANGAN
1.      Kategori keterampilan
Kita dapat membagi keterampilan kedalam empat kategori umum yaitu :
a.      Melek huruf dasar teknis
Sebuah laporan terbaru dari Departemen Pendidikan AS menemukan bahwa 90 juta orang dewasa memiliki melek huruf dasar yang terbatas, dan kira-kira 40 jutadapat membaca sedikit atau tidak sama sekali.
b.      Hubungan antar pribadi
Hampir semua karyawan masuk dalam suatu unit kerja. Kinerja mereka bergantung pada kemampuan mereka untuk berinteraksi secar efektif dengan rekan sekerja dan atasan mereka
c.       Pemecahan masalah
Para manajer, juga banyak karyawan yang melakukan tugas tidak rutin, harus memecahkan masalah pada pekerjaan mereka. Bila orang-orang menuntut keterampilannya, tetapi kurang memadai mereka dapat ambil bagian dalam pelatiihan pemecahan masalah.
2.      Pelatihan individualisasi untuk mencocokan gaya belajar karyawan
cara anda memproses,menginternalisasi,dan mengingat masalah-masalah baru dan sulit tidak perlu sama dengan cara saya melakukannya. Kenyataan ini berarti bahwa pelatihan efektif hendaknya diindividualisasikan guna mencerminkan gaya belajar karyawan.
3.      Pengembangan karir
Ketika lebih besar seseorang menghabiskan seluruh tahun-tahunnya kerjanya dengan satu majikan, kebanyakan organisasi ukuran sedang dan besar melakukan perencanaan karir karyawan yang ekstensif.

C.    EVALUASI KINERJA
1.      Maksud evaluasi kinerja
Evaluasi kinerja mempunyai sejumlah maksud dalalm organisasi. Manajemen menggunakan evaluasi untuk keputusan sumber daya manusia yang umum. Evaluasi memberikan gambaran / masukan untuk keputusan penting seperti promosi, transfer dan pemutusan hubungan kerja. Evaluasi mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

2.      Evaluasi kinerja dan motivasi
Untuk memaksimalkan motivasi, orang-orang perlu mempersepsikan bahwa upaya yang mereka keluarkan mengarah ke suatu evaluasi kinerja yang mendukung dan evaluasi yang mendukung akan menghasilkan imbalan yang mereka hargai.
3.      Apakah yang kita evaluasi
Yang harus kita evaluasi diantaranya : hasil tugas individual, perilaku, dan ciri.
4.      Siapa yang seharusnya Melakukan Penilaian
a.      Atasan langsung
Sebagian besar dari semua evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah dari organisasi dijalankan oleh atasan langsung karyawan tersebut.
b.      Rekan kerja
Evaluasi rekan kerja merupakan salah satu sumber paling andal dari data penilaian karena rekan sekerja dekat dengan tindakan, menggunakan rekan sekerja sebagai penilai menghasilkan sejumlah nilai yang independen.
c.       Evaluasi diri
Evaluasi ini mendapatkan nilai tinggi dari pada karyawannya sendiri, evaluasi ini cenderung mengurangi kedensifan para karyawan mengenai proses penilaian, dan evaluasi ini merupakan sarana yang unggul untuk merangsang pembahasan kinerja jabatan antara para karyawan dengan atasan mereka.
d.      Bawahan langsung
Evaluasi ini dapat memberika informasi yang tepat dan rinci mengenai perilaku seorang manajer karena lazimnya penilainya mempunyai kontak sering dengan yang dinilai.




5.      Metode evaluasi kerja
a.      Esei tertulis
b.      Esei tertulis tidak menuntut bentuk-bentuk yang rumit atau pelatihan yang ekstensif untuk diselesaikan. Tetapi sering hasilnya mencerminkan kemampuan penulis.
c.       Insiden kritis
Memfokuskan perhatian penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan kunci untuk membedakan antara menjalankan pekerjaan secara efektif dan melaksanakannya secar tidak efektif.
d.      Skala penilaian grafik
Dalam metode ini didaftar seperangkat factor kinerja, seperti misalnya kuantitas dan kualitas kerja, kedalaman pengetahuan, koperatif, kesetiaan, kehadiran, kejujuran dan prakarsa.
6.      Memberikan umpan balik kinerja
Bagi banyak manajer, memberikan umpan balik kinerja kepada para karyawan termasuk dalam beberapa kegiatan yang tidak disukai. Sesunguhnya kalau tidak ditekan oleh kebijakan dan pengawasan organisasi, para manajer mungkin agak mengabaikan tanggung jawab ini.

D.    TITIK INTERAKSI SERIKAT-PEKERJA-MANAJEMEN
Serikat pekerja adalah  suatu sarana bagi para karyawan untuk bertindak kolektif guna melindungi dan memperjuangakan kepentingan mereka. Bagi para karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja, tingkat upah dan kondisi pekerjaan secara eksplisit diutarakan denga jelas dalam suatu kontrak yang dirundingkan, lewat tawar menawar kolektif, anatara wakil-wakil serikat-pekerjadan manajemen organisasi. Dimana ada serikat-pekerja dia mempengaruhi sejumlah aktivitas organisasi.



E.     PRAKTEK SUMBER DAYA MANUSIA INTERNASIONAL : ISU-ISU TERPILIH
a.      Seleksi
Perusahaan global makin memerlukan manajer yang mempunyai pengalaman dalam buadaya dan yang peka terhadap tantangan dari operasi internasional. Satu teknik seleksi semakin banyak digunakan oleh perusahaan adalah inventarisasi penugasan luar negeri (OAI- Overseas Assignment Inventory). Riset menunjukan bahwa penggunaan OAI sebagi suatu piranti prasaring menyingkirkan sekitar 40 persen masalah penugasan ke luar negeri yang tradisional.
b.      Evaluasi kinerja
Kita telah memeriksa peran evaluasi kinerja dalam motivasi dan dalam mempernaruhi perilaku. Tetapi kita harus hati-hati dalam menggeneralisasikan lintas budaya. Hal ini karena banyak budaya tidak sungguh peduli akan penilaian kinerja atau jika peduli mereka tidak memandang dengan cara yang sama seperti para manajer di Amerika Serikat dan Kanada.

F.     MENGELOLA KEANEKARAGAMAN DALAM ORGANISASI
a.      Tempat kerja yang akrab dengan keluarga
Dalam angkatan kerja yang beranekaragam dewasa ini, semakin banyak karywan wanita, orang tua tunggal, orang tua putrid, para individu bertanggung jawab untuk keluarga yang sudah tua, atau anggota rumah tangga yang suami istri bekerja. Dan para karyawan ini mempunyai kebutuhan yang berbeda disbanding stereotip tradisional dari seorang ayah yang bekerja, isteri yang tinggal dirumah dengan dua anak. Jumlah organisasi yang semakin bertambah itu menanggapi angkatan kerja mereka yang beraneka ragam dengan menciptakan tempat kerja yang akrabdengan keluarga.
b.      Pelatihan Keanekaragaman
Dimaksudkan untuk memberikan suatu wahana guna meningkatkan kesadaran dan mengkritisistereotipe, para peserta belajar menghargai perbedaan-perbedaan individu, meningkatkan pemahaman lintas-budaya mereka
c.       Program mentor
Yaitu Seorang karyawan senior yang mensponsori dan mendukung seorang karyawan yang kurang pengalaman. 

Lihat Juga : wallpaper keren




























DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. (2001) perilaku organisasi Chapter 1. Jakarta: prenhallindo.