IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SD NEGERI 2 SIDAHARJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di
era sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin
canggih dan terus mengglobal sehingga berdampak pada hampir semua kehidupan
umat manusia di muka bumi dewasa ini. Semakin berkembangnya IPTEK tersebut
manusia dituntut untuk semakin maju pula.
Lembaga
pendidikan sebagai organisasi merupakan salah satu sistem juga tidak dapat
terhindar dampak dari kemajuan tersebut, dengan demikian maka disetiap lembaga
pendidikan dituntut untuk dapat mengantisipasi berbagai perubahan-perubahan tersebut.
Peningkatan
mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan
nasional dewasa ini dan mendatang. Prioritas ini didasarkan pada kebijaksanaan
sebelumnya yang lebih menekankan kepada perluasan dan kesempatan belajar sehingga
mutunya sedikit terabaikan. Selain itu, tentunya tuntutan terhadap mutu
pendidikan semakin kuat sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan di setiap
sektor kehidupan di masa kini dan mendatang.
Berbagai
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan kini sebenarnya telah, sedang dan akan
terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Mulai dari peningkatan
kualitas pendidikan pra sekolah, dasar, menengah sampai dengan perguruan
timggi. Salah satu upaya yang dewasa ini sedang disosialisasikan dan dianggap
tepat adalah melalui Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu
(MMT).
Total
Quality Management (TQM) atau dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia
“Manajemen Mutu Terpadu”, merupakan konsep yang mengutamakan kualitas/mutu,
tidak hanya diterapkan dalam dunia bisnis atau industri, tetapi akhir-akhir ini
juga telah diterapkan dalam dunia pedidikan. “Customers’ satisfaction
oriented”, melalui optimalisasi dan aspek-aspek manajemen inilah yang menjadi
obsesi dalam penerapan TQM, sehingga pelanggan (costumer) akan merasa puas
dengan kualitas produk/jasa yang dihasilkan.
Memasuki
era otonomi yang baru, sebagai sekolah swasta dibawah naungan yayasan
diharapkan untuk bisa mandiri dan mampu untuk menggali potensi yang ada di
dalam sekolahnya. Suatu tantangan yang patut mendapat respon dari pihak
penyelenggara pendidikan swasta, agar di era otonomi mereka harus dapat
mengoptimalkan kinerja tanpa ketergantungannya pada pemerintah. Pihak sekolah
harus benar-benar menata kembali lembaga sekolah dengan manajemen modern dan
profesional. Sekolah swasta harus benar-benar inovatif memberdayakan potensi
sekolah di tengah masyarakat menampilkan produktivitas yang tinggi, sehingga
ketergantungan tersebut bisa dikurangi. Sekolah merupakan salah satu tumpuan
untuk memperbaiki sumber daya manusia.
Oleh
karena itu, sekolah merupakan tempat utama dalam memperbaiki kualitas dan
persiapan awal untuk menghadapi kompetisi yang ada pada zaman sekarang ini.
Yaitu dengan cara menciptakan manajemen sekolah yang baik dan berkwalitas,
karena manajemen sekolah adalah tempat untuk menciptakan kualitas dan
keunggulan tersebut. Manajemen sekolah akan terlaksana jika didukung dengan
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan, integrasi dan kemauan yang
tinggi. Dari sinilah penerapan TQM yang memprioritaskan kehandalan mutu dapat
diterapkan dalam dunia pendidikan guna menghasilkan kualitas pendidikan terbaik
di lingkungan sekolah.
SD
Negeri 2 Sidaharja merupakan sekolah yang sedang dipersiapkan untuk menuju
sekolah berstandar Nasional, tantangan utama yang dihadapi adalah meningkatkan
kualitas pendidikan agar setara dengan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah
yang lain. Penggunaan pendekatan TQM dalam pendidikan diharapkan mampu menjadi
solusi bagi sekolah ini untuk meningkatkan kualitas sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah TQM ?
2. Bagaimanakah penerapan TQM di
sekolah?
3. Bagaimanakah penerapan TQM di SD
Negeri 2 Sidaharja?
C. Tujuan
Secara
umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui implementasi TQM di
sekolahkhususnya di SD Negeri 2 Sidaharja. Sedangakan secara rinci dapat
dilihat dalam beberapa point dari tujuan yang hendak diketahuai, yaitu:
1. Mengetahui pengertian TQM.
2. Mengetahui Penerapan TQM di sekolah.
3. Mengetahui penerapan TQM di SD
Negeri 2 Sidaharja
D. Manfaat
1.
Bagi Sekolah
Akan mendapatkan informasi yang dibutuhkan
oleh sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen di sekolah
2.
Bagi siswa
Akan membantu siswa mendapatkan kepuasan
pelayanan oleh sekolah
3.
Bagi pendidikan pada umumnya
akan meningkatkan kualitas pelayanan
pendidikan sehingga akan meningkatkan juga mutu pendidikan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian TQM
Sebelum
membahas konsep Total Quality Management (TQM) terlebih dahulu akan kita bahas
tentang mutu. Mutu (quality) adalah sebuah filsosofi dan metodologi, tentang
(ukuran) dan tingkat baik buruk suatu benda. Pandangan lain tentang mutu
disampaikan Juran bahwa meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir,
perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan bukan program sekali jalan,
mutu membutuhkan kepemimpinan dan anggota dewan sekolah dan administrator,
pelatihan mutu penting dilakukan, Setiap orang di sekolah harus mendapatkan
pelatihan.
Meskipun
tidak ada definisi kualitas yang diterima secara universal namun terdapat
kesamaan kesamaan yaitu bahwa kualitas atau mutu meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan, kualitas menyangkut produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Beberapa
pendekatan mutu di bidang jasa seperti lembaga pendidikan adalah dengan
melakukan inspeksi (inspection),
pengendalian mutu (quality control), pemastian mutu (quality assurance), management mutu (quality management) dan management
mutu terpadu (total quality management).
Dalam
mendefinisikan kualitas produk, ada beberapa pakar utama dalam manajemen mutu
terpadu (Total Quality Management) yang saling berbeda pendapat,
tetapi maksudnya sama. Diantara beberapa definisi tersebut adalah :
- Menurut Crosby, kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produksi jadi.
- Menurut Feigenbaum, kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberi kapuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.
- Menurut Garvin, kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah sehingga kualitas produk juga harus berubah atau disesuaikan. Dengan perubahan kualitas produk tersebut, diperlukan perubahan atau peningkatan keterampilan tenaga kerja, perubahan proses produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Beberapa
ahli managemen memberi definisi TQM (Total
Quality Management) sebagai berikut:
1.
Menurut
Edward Sallis bahwa “Total Quality Management is a philosophy
and a methodologhy which assits institutions to manage change and to set their
oum agendas for dealing whit the pletbora of new external pressures.” Pengertian ini menekankan bahwa Total
Quality Management
merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi,
terutama industri, dalam mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing
untuk menanggapi tekanan-tekanan faktor eksternal.
2.
Menurut
Cafee dan Sherr menyatakan bahwa manajemen mutu terpadu adalah suatu filosofi
komprehensif tentang kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan
perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu,
produktivitas dan mengurangi pembiayaan.
3.
Hradesky;
TQM
is a philosophy, a set of tools, and a process whose output yield customer
satisfaction and continuous improvement.
Dalam
upaya untuk meningkatkan kualitas yang diinginkan dengan didasarkan pada
kepuasan pelanggan, maka diperlukan manajemen yang tepat guna, yaitu Total
Quality Manajement (TQM). Istilah utama yang terkait dengan kajian Total
Quality Manajement (TQM) adalah continous improvement (perbaikan terus menerus) dan quality
improvement
(perbaikan mutu).
Pada
dasarnya Managemen Kualitas (Quality Management) Manajemen Kualitas Terpadu (Total
Quality Management = TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi
secara terus-menerus (continuous
formanceimprovement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan
modal yang tersedia .
Dari
beberapa definisi tersebut di atas, dapat diketahui bahwa Total
Quality Management (TQM) memfokuskan pada suatu proses atau system pencapaian
tujuan organisasi. Dengan dimulai dari proses perbaikan mutu, maka TQM
diharapkan dapat mengurangi peluang membuat kesalahan dalam menghasilkan produk,
karena produk yang baik adalah harapan para pelanggan. Jadi rancangan produk
diproses sesuai dengan prosedur dan tekhnik untuk mencapai harapan pelanggan.
Penggunaan metode ilmiah dalam menganalisis data diperlukan sekali untuk
menyelesaikan masalah dalam peningkatan mutu. Partisipasi semua pegawai
digerakkan agar mereka memiliki motivasi dan kinerja yang tinggi dalam mencapai
tujuan kepusan pelanggan.
B. Konsep Dasar TQM
Konsep
manajemen TQM lebih memusatkan perhatian kepada uapaya pergerakan dan pemberdayaan
sumber daya manusia (human resources empowering and motivating).
Kepuasan pelanggan merupakan fokus dari pelaksanaan TQM. Filosofi ini
menyebabkan beberapa implikasi yang sangat besar dalam pelaksanaan sistem
manajemen dibandingkan dengan sistem managemen konvensional. Kepuasan pelanggan
yang dinyatakan dalam TQM merupakan kepuasan pelanggan baik pelanggan internal
maupun eksternal, sehingga penentuan visi dan tujuan harus selalu melibatkan
pelanggan, sehingga sebuah organisasi yang hendak menerapkan TQM harus
mendefinisikan terlebih dahulu siapa yang termasuk dalam pelanggannya yang
kebutuhan dan harapannya harus selalu diidentifikasi.
Komponen TQM menurut Fandi Tjiptono
dan Anastasia Diana memiliki beberapa unsur utama yaitu :
1.
Fokus
pada pelanggan (internal & eksternal)
2.
Memiliki
obsesi tinggi terhadap kualitas
3.
Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan masalah
4.
Memiliki
komitmen jangka panjang
5.
Membutuhkan
kerjasama tim (teamwork)
6.
Memperbaiki
proses secara berkesinambungan/ kontinu
7.
Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan
8.
Memberikan
kebebasan yang terkendali
9.
Memiliki
kesatuan tujuan
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan.
C. Tujuan dan Manfaat TQM
Tujuan
Total Quality Managementadalah untuk mereorientasikan sistem manajemen, prilaku
staf, fokus organisasi, dan proses-proses pengadaan, pelayanan, sehingga
lembaga penyedia layanan bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih
efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan.
Dengan
tujuan tersebut berarti bagaimana menata sistem manajemen yang baik bagi
pendidikan sehingga produk pendidikan outputnya akan berkualitas dan ini akan
memenuhi harapan pelanggan yang baik. Pengaruhnya lembaga pendidikan tersebut
akan menjadi pilihan utama, maka lembaga pendidikan tersebut akan mudah
memberdayakan masyarakat, dan masyarakat akan peduli terhadap lembaga
pendidikan tersebut.
Sedangkan
manfaat penerapan Total Quality Management pada sektor publik adalah perbaikan
pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pelanggan. TQM sangat bermanfaat baik
bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi. Manfaat TQM
bagipelanggan adalah Sedikit memiliki masalah dengan produk atau pelayanan,
Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan,
Kepuasan pelanggan terjamin.
Sedangkan
manfaat TQM bagi institusi pendidikan adalah Terdapat perubahan kualitas produk
dan pelayanan, Staf lebih termotivasi, Produktifitas meningkat, Biaya turun,
Produk cacat berkurang, Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
Manfaat
TQM bagi staf Organisasi pendidikan adalah Pemberdayaan, Lebih terlatih dan
berkemampuan, Lebih dihargai dan diakui.
Manfaat
lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi
pendidikan di masa yang akan datang adalah Membuat institusi sebagai pemimpin
(leader) dan bukan hanya sekedar pengikut (follower), Membantu terciptanya
teamwork, Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan,
Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, Hubungan
antara staf departemen yang berbeda lebih mudah.
D. Perinsip-perinsip TQM
Total Quality Management (TQM)
merupakan sistim manajemen yang berupaya melaksanakan manajeman kualitas kelas
dunia. Oleh karena itu, maka diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistim
nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam Sujtiptono &
Anastasia 2003 : 14) terdapat 4 Prinsip Utama Total Quality Management (TQM)
yaitu:
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM,
konsep mengenai kualitas pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya
bermakna kesesuaan dengan spesipikasi-spesipikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan
internal dan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam
segala aspek, diantaranya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu
segala aktivitas harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas
yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang
diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin
tinggi nilai yang diberikan, maka semakin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Respek Terhadap Setiap Orang
Setiap
karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas
tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi
yang peling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap
keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling).
Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. (1) prioritasi (prioritization)
yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilkukan pada semua aspek pada
saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena
itu dengan menggunkan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. (2) variasi (variation)
atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran
mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari suatu sistem
organisasi. Dengan demikian menejemen dapat memberikan prediksi hasil dari
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat
sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam
melakukan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus
PDCA (plan-do-chek-act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
E. Krakteristik TQM
Adapun
karakteristik Total Quality Mangjement (TQM) menurut Joseph M. Juran
adalah meliputi:
1.
Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda managemen
atas
2.
Sasaran kualitas dimasukkan dalam mrencana bisnis.
3.
Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking:
fokus adalah pada pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi, di sana adalah
sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan.
4.
Sasaran disebarkan ketingkat yang mengambil
tindakan.
5.
Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.
6.
Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
7.
Manajer atas sadar teratur meninjau kembali kemajuan
dibandingkan dengan sasaran.
8.
Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
9.
Sistem imbalan (reward system) diperbaiki.
F. Penerapan TQM dalam Dunia Pendidikan
Keberhasilan
penerapan TQM dalam dunia usaha/industri telah dijadikan inspirasi bagi
perbaikan kualitas di sektor atau bidang lainnya, termasuk bidang pendidikan.
Adopsi TQM di sektor industri, tidak jauh berbeda dengan apa yang diterapkan di
bidang pendidikan. TQM masuk dalam bidang pendidikan sekitar tahun 1980. Awal
mulanya TQM dilaksanakan di perguruan tinggi, dan mulai mengalami perkembangan
sekitar tahun 1990 di negara Inggris dan Amerika.
Menurut
Sallis, TQM dalam pendidikan adalah filosofi tentang perbaikan secara terus
menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya,
saat ini dan masa yang akan datang. Serupa dengan Sallis, Syafaruddin
berpendapat bahwa: Manajemen mutu pendidikan merupakan aplikasi konsep
manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi
jasa kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui pengembangan pembelajaran
berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai dengan harapan orangtua,
masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.
Lebih
lanjut, Schargel menegaskan bahwa “Total
quality education is a process which involves focusing on meeting and exceeding
customer expectations, continuous improvement, sharing responsibilities with
employees, and reducing scrap and rework” (Syafaruddin, 2002:36). Mutu
terpadu dalam pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan
pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan
terus menerus, pembagian tanggungjawab dengan para pegawai, dan pengurangan
pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali (ulang).
Berdasarkan
definisi-definisi di atas dapat dikaji, bahwa TQM dalam bidang pendidikan
haruslah mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan pendidikan dengan cara
mengadakan perbaikan secara berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik
yang ada dalam lembaga pendidikan, terutama bidang kurikulum yang terkait
dengan kegiatan belajar-mengajar bagi siswa, dengan melibatkan seluruh unsur
pimpinan dan staf yang ada dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan atau
sekolah. Keberhasilan lembaga pendidikan sebagai organisasi dalam mencapai
prestasi yang membanggakan tidaklah diperoleh dengan begitu saja, tetapi sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukungnya, diantaranya adalah sumber daya
manusia yang handal, fasilitas yang mendukung dan sistem pengelolaan
manjemen.
Ketiga
faktor tersebut yang paling berpengaruh adalah pengelolaan manajemen sekolah,
karena dengan pengelolaan manajemen sekolah yang baik, sistem pendidikan dapat
berjalan dengan baik, walaupun SDM yang tersedia dan fasilitas yang ada kurang
memadai. Konsep manajerial di sekolah dapat menggunakan konsep TQM yang dapat
diterapkan dalam 3 hal yaitu dalam hal pembiayaan, administrasi kurikulum dan
proses belajar mengajar di kelas. Para ahli mengembangkan suatu model sederhana
untuk mengimplementasikan TQM (Manajemen Mutu Terpadu) di sekolah. Model
tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut : Tujuan : Perbaikan terus
menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang
menyangkut kebutuhan dan keinginan pelanggan. Prinsip : Fokus pada pelanggan,
perbaikan proses dan keterlibatan total. Elemen : Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan,
struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.
Prinsip-prinsip TQM yang diterapkan di sekolah :
1.
Fokus pada pelanggan Prinsip mutu,
yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Dalam manajemen mutu terpadu, pelanggan dibedakan menjadi
dua, yaitu: - Pelanggan internal (di dalam organisasi sekolah) - Pelanggan
eksternal (di luar organisasi sekolah) Organisasi dikatakan bermutu apabila
kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan
internal, misalnya guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari petugas
TU, kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu
menanggapi keinginan siswa, begitu pula pada pelanggan eksternal misalnya masyarakat
sekitar.
2.
Perbaikan proses Konsep perbaikan
terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan)
langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output. Perhatian
secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat penting
untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan
pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti
bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang
diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat
diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali proses
tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan, agar pelanggan baik yang internal maupun yang eksternal menjadi
puas.
3.
Keterlibatan total Pendekatan ini
dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dalam hal ini kepala
sekolah dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua warga sekolah untuk
mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive
advantage) di dunia pendidikan. Warga sekolah wewenang/kuasa untuk
memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan,
memperbaiki proses dan memuaskan.
Untuk menerapkan TQM di sekolah diperlukan syarat-syarat sebagai berikut
:
1.
Seluruh SDM (”perangkat
sekolah”) yang turut serta dalam proses kegiatan (”pengelolaan sekolah”) harus
mengerti dan menghayati arti TQM, mampu, bermental baik, dan bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap penyelesaian pekerjaannya.
2.
TQM sebagai totalitas
pengendalian terhadap mutu produk (”lulusan”) secara bertahap dan merupakan
rangkaian suatu proses diharuskan agar setiap kelompok kerja (”guru”) bekerja
benar dalam rangkaian terpadu dari gugus kendali mutu tersebut.
3.
Seluruh mata rantai dalam
subsistem harus mampu bekerja efisien dan efektif dengan didukung sikap mental
positif dari setiap individu anggotanya. Sikap mental positif adalah kesediaan
untuk bekerja produktif dalam spirit kerjasama yang kuat, untuk mencapai mutu
kerja yang tinggi.
4.
Sarana, prasarana, dan
Lingkungan kerja harus mendukung pelaksanaan TQM. Setiap individu karyawan
harus mengetahui dan berpartisipasi dalam mengerjakan pekerjaan secara benar,
sehingga barang/jasa (”lulusan”) yang dihasilkan bermutu tinggi. (Hasibuan,
2000:223)
G. Implementasi TQM di SD Negeri 2
Sidaharja
Ketika dikaitkan dengan konteks aplikasinya dalam
konsep pendidikan, maka Total Quality Manajement dapat didefinisikan sebagai “a
philoshophy improvement which can provide any educational institution with a
set of practical tools for meeting and exceeding present and future coctumer
need, wants and expextations”. Definisi Total Quality Management
tersebut menekankan pada dua konsep utama. Pertama, sebagai suatu filosofi perbaikan
terus menerus (continous improvement), dan kedua berhubungan dengan
alat-alat dan tekhnik seperti “brainstorming” dan “force field
analysis” (analisis kekuatan lapangan), yang digunakan untuk perbaikan
kualitas dalam tindakan manajeen untuk mencapai kebutuha dan harapan pelanggan.
Sedangkan Total Quality Management dalam
pendidikan telah dinyatakan oleh Sallis, bahwa “Total Quality Management is
about creating a quality culture where the aim of every member of staff is to
delight their customer, and where the stucture of their organizations allow
todo so” . Hal ini mengandung pengertian bahwa Total Quality Management
berhubungan dengan penciptaan budaya kualitas dengan memposisikan tujuan
karyawan dan staf untuk menyenangkan konsumen sekaligus didukung oleh
organisasi mereka dan melakukan sesuatu yang dikehendaki.
Untuk bisa menyenangkan konsumen dalam pendidikan
maka perlu perbaikan program sekolah yang mungkin dilakukan secara lebih
kreatif dan konstruktif, dan yang paling vital adalah bagaimana mutu kualitas
dalam programnya dapat mengobah kultur sekolah para pelajar dan orang tuanya
menjadi tertarik dengan adanya inovasi yang ditimbulkan oleh TQM.
Dalam rangka melaksanakan peningkatan kualitas
pendidikan perlu melaksanakan metode yang dikenal dengan metode PDCA (Plan-Do-Chek-Act).
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Sheward dan divisualisasikan oleh
Deming , berupa siklus PDCA.
Dari hasil observasi di SD Negeri 2 Sidaharja pada
aspek nilai layanan bagi pelanggan, nilai lingkungan dan sumber daya fisik, dan
nilai pembelajaran yang efektif didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Nilai layanan bagi pelanggan.
Terdapat tiga indikator penting dalam aspek ini
yaitu petunjuk dan bimbingan, sumber daya dalam proses belajar, dan fasilitas
umum. Diantara ketiganya terdapat hal-hal penting yang harus ditumbuhkan agar
manajemen mutu pendidikan akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
sekolah.
a.
Petunjuk dan
bimbingan
ü
Layanan informasi dan bimbingan
oleh sekolah sudah dilaksanakan akan tetapi belum maksimal dan belum tertata
dengan baik.
ü
Bimbingan masuk bagi calon pelajar
sudah dilaksanakan dengan baik ketika mulai pendaftaran siswa baru awal tahun.
ü
Pada waktu menduduki kelas akhir
yaitu kelas VI, bimbingan sekolah lanjutan sudah diberikan tetapi hanya sebatas
sekolah tertentu yang membutuhkan siswa datang langsung ke sekolah.
ü
Untuk pelajar yang mendapatkan
masalah dan problema tertentu fasilitas bimbingan konseling teah dapat dimanfaatkan.
Walaupun masih kekurangan tenaga guru BK, fungsi bimbingan ini dilakukan oleh
wali kelas serta kepala sekolah.
b.
Sumber daya dalam proses belajar.
ü
Perpustakaan sekolah telah ada,
namun buku yang tersedian masih kurang dan hanya sebatas buku-buku pelajaran
dan sedikit buku fiksi.
ü
Sumber daya belajar sudah ada tapi
belum mencukupi dan belum sesuai dengan jumlah siswa yang ada.
ü
Fasilitas computer belum memadai
dan belum bias diakses sendiri oleh siswa, masih dengan bantuan guru atau staff
TU.
c.
Fasilitas Umum
ü
Fasilitas kantin sekolah belum
ada, tapi terdapat warung koperasi yang ditujukan untuk siswa.
ü
Fasilitas olahraga sudah ada tapi
belum sesuai dengan rasio jumlah siswa
ü
Fasilitas relaksasi belum begitu
maksimal dimanfaatkan oleh siswa, sehingga kadang hanya menjadi ruang yang
kosong saja.
ü
Para pelajar diberikan kesempatan
untuk mengorganisir aktivitasnya, namun karena padatnya jadwal kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa maka kesempatan ini seringkali tidak terlaksanakan
oleh siswa.
Dari penjelasan di atas, untuk aspek layanan bagi
pelanggan di SD Negeri 2 Sidaharja masih berada dalam kategori tengah-tengah,
tidak terlalu jelek tapi belum bisa dikatakan berhasil. Dalam rangka mewujudkan
manajemen mutu terpadu di sekolah ini harus dibuat perubahan-perubahan tertentu
yang dilakukan oleh pihak pelayan pelanggan yaitu staff guru dan staff
TU.
- Lingkungan dan Sumber Daya Fisik
Aspek lingkungan dan sumber daya fisik ini berkaitan
dengan tata ruang sekolah sampai keselamatan semua yang ada di sekolah.
a.
Bangunan dan ruang kelas
ü
Keadaan ruang kelas dan bangunan
dalam keadaan tertata rapi, hanya saja kebersihan masih kelihatan belum terjaga
dengan baik, masih banyak sampah yang tidak terdapat pada tempat sampah.
ü
Pendirian bangunan dan ruang kelas
sudah sesuai dengan yang tercantum di master plan.
ü
Secara garis besar walaupun
sekolah ini terletak di tengah sawah, namun untuk penampakan depan sudah banyak
taman perindang sekolah, hanya saja karena pohon yang ditanam belum begitu
besar sehingga kondisi sekolah pada siang hari masih terlihat panas.
b.
Lingkungan belajar yang mendukung
ü
Lingkungan belajar yang tercipta
di sekolah ini belum begitu terbangun dengan rapih dan baik, dikarenakan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya sekolah belum begitu besar. Hal ini
menyebabkan pantauan belajar siswa kurang dan prestasinya tidak maksimal.
ü
Tata ruang sekolah ini sudah bagus
dan tidak menyulitkan siswa dalam mencari ruangannya.
c.
Kesehatan dan keselamatan
ü
Letak sekolah yang jauh dari jalan
besar menyebabkan siswa aman dari kecelakaan kendaraan.
ü
Kebijakan dan keselamatan sudah
berjalan dengan baik, masalah kesehatan ditangani oleh UKS dan PMR sedangkan
keselamatan dimasukkan dalam penjaga sekolah.
d.
Kontrol dan alokasi sumber daya
ü
Kontrol yang dilakukan pada sumber
daya belum maksimal dilakukan, masih banyak alat-alat yang rusak serta kurang
pemeliharaannya.
ü
Sumber daya yang ada seringkali
dimanfaatkan oleh pengguna yang bergantian sehingga bila ada alat yang rusak
menjadi tanggungan bersama.
Dalam aspek nilai lingkungan dan sumber daya
fisik, bangunan dan sumber daya fisik telah tersedia dengan baik tapi
pemeliharaannya belum dilakukan secara tertata dan terencana oleh sekolah ini.
Sehingga untuk meningkatkan aspek pelayanan mutu dapat dilakukan dengan
pembuatan program pemeliharaan yang harus ditaati oleh semua pihak.
- Pembelajaran efektif
a.
Ketepatan model pembelajaran
ü
Strategi pembelajaran dan
pengajaran telah dibuat sesuai dengan tujuan yang diharapkan di akhir
pembelajaran, walaupun terkesan hanya memilih strategi yang sama setiap waktu.
ü
Variasi model pembelajaran juga
belum terlalu banyak, sebagian besar masih menggunakan metode ceramah
interaktif serta diselingi pembelajaran kooperatif.
ü
Strategi pembelajaran belum sesuai
dengan kriteria obyektif
ü
Strategi pembelajaran biasanya
disesuaikan oleh materi yang akan disampaikan pada siswa dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa
ü
Pembelajaran bersifat focus
terhadap pembelajar walaupun masih juga yang menggunakan pembelajaran yang berfokus
pada guru.
ü
Pelajar belum dilibatkan langsung
dalam terhadap pembelajaran yang mereka lakukan, karena usia siswa belum dapat
menaksir yang baik maka siswa hanya menjalankan scenario yang telah dibuatkan
guru.
ü
Pembelajaran merupakan prioritas
utama dalam kegiatan sekolah, baik dari segi pembagian waktu maupun dengan
kegiatan yang lain.
ü
Evaluasi pembelajaran dilakukan
dalam beberapa kategori yaitu ulangan harian, ulangan blok yang berupa mid
semester serta ulangan akhir semester.
ü
Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan tujuan pengajaran, di sekolah ini target prestasi masih sulit
untuk ditingkatkan. Sehingga masih memerlukan usaha yang keras untuk
mendongkrak prestasi siswa.
b.
Ketepatan portofolio pembelajaran
ü
Pembelajaran menggunakan metode
portofolio masih jarang digunakan oleh guru
ü
Materi program yang diberikan pada
siswa merupakan materi terkini, hal ini bias terluhat karna setiap tahun selalu
ada pembaruan dari pengetahuan guru baik dari KKG/ MGMP sekolah maupun
kabupaten.
ü
Karena posisi sekolah yang masih
jauh dan di desa pengambangan program baru jarang yang bisa langsung
diaplikasikan pada siswa.
ü
Penyampaian program sekolah kepada
masyarakat dilakukan pada saat rapat komite sekolah yang selalu diadakan setiap
tahun sekali.
c.
Pangawasan dan evaluasi
ü
Umpan balik prestasi siswa
diberikan secara berkala dalam bentuk hasil ulangan harian, ulangan mid
semester dan ulangan akhir semester.
ü
Umpan balik berupa hasil mid
semester dan ulangan akhir semester diberikan kepada orang tua wali sebagai
penanggung jawab siswa.
ü
Keberhasilan pembelajaran
dievaluasi setiap semester dalam rapat sebelum semester dimulai.
ü
Umpan balik yang didapat dari
orang tua siswa digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan semester
selanjutnya.
Dalam aspek menyelenggarakan pembelajaran yang
efektif, sekolah ini masih mempunyai kekurangan-kekurangan terutama dalam hal
mencetak anak yang berprestasi. Metode yang digunakan dalam pembelajaran juga
belum bervariasi sehingga potensi anak belum maksimal tergali. Proses
pengawasan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam standart penilaian pendidikan, yaitu dengan ulangan harian, ulangan blok,
ulangan mid semester dan ulangan akhir semester.
Secara keseluruhan dilihat dari tiga aspek nilai TQM
ini, posisi SD Negeri 2 Sidaharja masih belum menerapkan manajemen mutu yang
baik. Sehingga diperlukan awal yang baik untuk memulai sebuah perubahan untuk
menjalankan manajemen yang lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
TQM adalah pendekatan manajemen pada
suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari
keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota, organisasi
(sumber daya manusianya) dan masyarakat. TQM juga diterjemahkan sebagai
pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang
sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan
suatu organisasi.
Penerapan manajemen mutu di sekolah SD
Negeri 2 Sidaharja belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh dalam semua
aspek. Apabila dilihat dari aspek layanan bagi pelanggan belum dapat
dilaksanakan secara maksimal karena masih terkendala oleh kurangnya fasilitas
yang ada. Dalam aspek lingkungan dan sumber daya fisik juga belum bisa
dimaksimalkan karena masih kurangnya pemeliharaan sumber daya yang ada di
sekolah. Sedangkan dalam aspek pembelajaran yang efektif, pembelajaran belum
banyak menggunakan metode yang bervariasi sehingga prestasi anak juga belum
maksimal.
B. Saran
Hal yang perlu dilakukan untuk penerapan manajemen mutu di sekolah
ini adalah dengan cara memasukan program manajemen mutu secara keseluruhan di
awal tahun atau awal pembuatan RENSTRA. Dengan begitu semua komponen sekolah
akan menyadari pentingnya melakukan perubahan layanan pada pelanggan sekolah
sehingga akan meningkatkan mutu layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Husaini Usman. (2008). Manajemen:
Teori, praktek, dan riset pendidikan. Edisi kedua. Penerbit Bumi aksara.
Jakarta
Sallis, Edward. 2008. Total Quality
Manajemen in Education. Cetakan ke delapan. Penerbit IRCiSoD, Jogjakarta
Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu
dalam Pendidikan: Konsep, Strategi dan Aplikasi, Jakarta: Grafindo, 2002
Supriyanto, Achmad. 1999. Total
Quality Management (TQM) di Bidang Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang
Tjiptono, Fandy, & Diana,
Anastasia, 2003, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Andi