KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH EFEKTIF



KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH
DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH EFEKTIF

Oleh
Ngalimun


Abstrak
Pentingnya profesional Kepala Sekolah tampil sebagai figur yang harus mampu memimpin tenaga kependidikan di sekolah, agar bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat pada umumnya. Kepala Sekolah dituntut untuk mampu menciptakan iklim yang kondusif sehingga lahirnya partisipasi dan kolaborasi masyarakat secara profesional, transparan, dan demokratis. Kita akan memulai memperbaiki kualitas pendidikan dengan mengembangkan anak bangsa untuk masa depan. untuk memperoleh gambaran yang konkrit tentang kemampuan professional kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif perspektif studi kasus untuk mendeskripsikan kemampuan profesional kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah efekti. Analisis  data  dilakukan  melalui  tiga  tahapan  yaitu  meliputi:  reduksi  data, penyajian  data  dan  penarikan  kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah menyusun perencaan dengan melibatkan guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat, dalam pelaksanaan kepala sekolah melibatkan semua kekuatan sekolah dalam setiap kegiatan sekolah, kepala sekolah mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilaksanaan sebgai bahan pertimbangan ke depan, kepala sekolah selain memanfaatkan bantuan oprasional sekolah juga bekerja sama dengan pihak komite sekolah untuk pemenuhan sarna prasarna sekolah, dan kepala sekolah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang peran serta masyarakat.

Kata kunci : manajemen sekolah, kepala sekolah dan sekolah efektif


A.    Pendahuluan
Keberhasilan mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan di Sekolah Dasar yang dikelola secara profesional akhirnya menjadi Sekolah Dasar yang bermutu. Kepala Sekolah sebagai pengelola (manajer) sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi, baik administrasi program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan dikerjakan secara rutin, baik dan benar.
Lembaga pendidikan khususnya pendidikan dasar menuju peningkatan kualitas, harus sesuai dengan prosedur dan teknik pengelolaan Sekolah Dasar seperti pengelolaan administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, kurikulum serta sarana prasarana, pendanaan dan pengelolaan organisasi manajemen sekolah, proses belajar mengajar, kerja sama sekolah dan masyarakat melalui komite sekolah.
Pengelolaan sekolah yang efektif, dapat ditunjukkan tingkat kinerjanya, sesuai dengan indikator : (1) layanan belajar siswa ; (2) pengelolaan dan layanan siswa ; (3) sarana dan prasarana sekolah ; (4) program dan pembiayaan ; (5) partisipasi masyarakat dan (6) budaya sekolah (Djam’an Satori, 1999 : 10-11). Strategi untuk meningkatkan kualitas hasil (produktivitas) dari suatu sistem antara lain melalui manajemen dan pengendalian, baik terhadap masukkan maupun terhadap unsur proses operasi sistem yang bersangkutan.
Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan, kemauan dan keterampilan dalam melaksanakan fungsi manajemen pendidikan khususnya manajemen Sekolah Dasar. Tiga macam keterampilan yang dimiliki oleh manajer pendidikan yaitu (1) keterampilan konsep dalam mengoperasionalkan organisasi; (2) keterampilan bekerja sama, motivasi dan memimpin; (3) keterampilan teknik yang menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas (Made Pidarta, 1990 : 74).
Pentingnya profesional Kepala Sekolah tampil sebagai figur yang harus mampu memimpin tenaga kependidikan di sekolah, agar bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat pada umumnya. Kepala Sekolah dituntut untuk mampu menciptakan iklim yang kondusif sehingga lahirnya partisipasi dan kolaborasi masyarakat secara profesional, transparan, dan demokratis. Kita akan memulai memperbaiki kualitas pendidikan dengan mengembangkan anak bangsa untuk masa depan.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan perencanaan Kepala Sekolah dalam upaya mewujudkan sekolah efektif, mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan untuk menciptakan sekolah efektif, mendeskripsikan pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam upaya menuju sekolah efektif, mendeskripsikan pembiayaan dalam menuju sekolah efektif dan mendeskripsikan upaya mempartisipasikan masyarakat / orang tua (wali murid) dalam membantu pelaksanaan pengelolaan sekolah dalam mewujudkan Sekolah Dasar yang efektif.



B.     Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-naturalistik dengan metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam mewujudkan sekolah efektif di Kabupaten Ciamis. Data yang dikumpulkan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, tidak mengutamakan angka-angka statistik, walaupun tidak menolak data kuantitatif. Peneliti sebagai instrumen utama berhubungan langsung dengan orang dan situasi yang disediakan, dalam hal ini berhubungan dengan Kepala Sekolah dan para guru dengan mengadakan wawancara serta angket dan dokumen. Sedangkan informasi mengenai kadar kompetensi profesional guru diperoleh dari para guru dengan mengadakan wawancara angket, dokumentasi dan dilakukan pula observasi kelas.
Penelitian ini berlangsung mulai bulan Agustus sampai dengan bulan September tahun 2014 yang bertempat di SD Negeri se-Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis yang mempunyai 32 SD Negeri. Sekolah Dasar yang di Pilih adalah SD Negeri 2 Sidaharja dan SD Negeri 1 Baregbeg yang memiliki prestasi sekolah yang baik. Pemilihan lokasi ini adalah berdasarkan pertimbangan lokasi  yang  berlainan,  tetapi  mempunyai  keunggulan dan  kelemahan  yang hampir sama dalam prestasi akademis dibanding sekolah lainnya. Oleh karena itu subyek yang digunakan dalarn penelitian ini bersifat purposive yang disebut purposive sample. Menurut Suharsimi (1997)" purposive sampling dilakukan dengan mengambil subyek bukan didasarkan atas strategi, random atau daerah, tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu oleh si peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu”.
  Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis  data  dilakukan  melalui  tiga  tahapan  yaitu  meliputi:  reduksi  data, penyajian  data  dan  penarikan  kesimpulan/verifikasi. Data  yang  diperoleh  dari  lapangan  akan diolah  dengan  cara  mengumpulkan semua  data  yang  ada.  Data  yang  ada  dikelompokkan,  diseleksi  dan  selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif,  artinya  mengelompokkan  dan  menyeleksi  data  yang  diperoleh  dari penelitian  berdasarkan  kualitas  kebenarannya  kemudian  menggambarkan  dan menyimpulkan hasilnya  untuk  menjawab  permasalahan  yang  ada. 

C.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sekolah efektif memiliki indikator yang beragam tetapi mengarah pada kualitas hasil pembelajaran. Suharsaputra, Uhar (2010:65) memandang sekolah efektif dari tiga perspektif, yaitu sekolah efektif dalam  perspektif mutu pendidikan, sekolah efektif dalam perspektif manajemen, dan sekolah    efektif dalam perspektif teori organisme.
Djam’an Satori (1999:115) mengemukakan sekolah efektif dalam perspektif manajemen, merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

Sekolah efektif merupakan sekolah yang mampu  memberikan layanan KBM yang bermutu yang didukung oleh proses penyelenggaraan yang bermutu dan mampu menghasilkan lulusan yang bermutu. Makna ini menunjukkan bahwa sekolah tidak dikategorikan sebagai efektif manakala peserta didiknya memiliki hasil yang bermutu dikarenakan kontribusi dari bimbingan belajar bukan dari proses yang dialami anak di sekolah.
1.      Manajemen Sekolah
Dalam mendeskripsikan hasil penelitian dari manajemen yang dilakukan di SD Negeri di Kecamatan Lakbok tidak terlepas beberapa hal yaitu: perencanaan, pengorganisaian, pelaksanaan, dan pengawasan.
a.       Perencanaan
Kepala sekolah bersama dewan guru secara aktif menyusun program sekolah yang selalu di damping oleh komite dan Kepala Sekolah dan Guru aktif menjalin komunikasi dengan pengurus komite dan tokoh masyarakat yang mempunyi pengaruh terhadap warganya, melaksanakan sosialisasi tentang pentingnya peran masyarakat dalam memajukan sekolah. Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada pertemuan orang tua/wali murid seperti pada awal tahun pelajaran, tutup tahun pelajaran dan secara rutin mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk mengevaluasi program.
Untuk mencapai sebuah visi, Kepala Sekolah menyusun sebuah draft yang didukung dengan RAPBS yang disusun bersama Dewan Guru, Komite dan tokoh masyarakat. Terwujudnya visi dan misi disusun berdasarkan program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan yang tersusun untuk menciptakan budaya sekolah yang lebih transparan, partisipatif, dan akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan di hadapan masyarakat. Di sisi lain perencanaan yang telah tersusun akan memberikan arahan yang jelas bagi Guru-Guru dalam melaksanakan tugasnya
b.      Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses membagi kerja ke dalam komponen-komponen yang dapat dikelola dan mengkoordinasikan hasilnya agar tercapai tujuan organisasi. Program yang telah disusun bersama antara guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya koordinatif. Pengorganisasian yang dilakukan meliputi pengorganisasian guru, pengorganisasian sarana prasarana, pengorganisasian hubungan sekolah dengan masyarakat, dan pengorganisasian Proses Belajar Mengajar.
c.       Pelaksanaan
Berdasarkan observasi/pengamatan diketahui pelaksanaan kegiatan dikerjakan bersama-sama oleh Guru kelas, Guru ekstrakurikuler dan sekali tempo melibatkan masyarakat. Kecuali tugas sebagai Guru kelas. Kepala Sekolah memberikan tugas tambahan yang dikeluarkan dengan SK Kepala Sekolah sebagai Guru pembimbing seperti Guru pembimbing keseninan, Guru pembimbing drum band, Guru pembimbing angklung, Guru pembimbing keagaman, Guru pembimbing Pramuka dan lainnya yang dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Kepala Sekolah memberikan bimbingan dan pelatihan kepada Guru untuk bisa melaksanakan tugas selain mengajar atau Guru kelas juga memberikan tugas sebagai pembina upacara bendera setiap hari Senin secara bergilir. Pendelegasian Kepala Sekolah kepada Guru sebagai tugas pembina upacara adalah salah satu pembinaan kepada Dewan Guru, dalam hal peningkatan profesi dan masa tanggung jawab untuk bisa melaksanakan tugas bersama. Kedepan Kepala Sekolah juga mempersiapkan Dewan Guru untuk dipromosikan sebagai Kepala Sekolah.
d.      Pengawasan
Pengawasan (kontrol) adalah proses evaluasi antara aktivitas yang sesungguhnya dilakukan dengan rencana yang dibuat. Pengawasan juga melakukan proses mengevaluasi keefektifan dari tindakan perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan. Setiap selesai pelaksanaan program, Kepala Sekolah melaksanakan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat sejauh mana kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana semula. Evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka mencari alternatif solusi dari setiap permasalahan yang ada.
Tabel 1
Temuan Peneliti dalam Manajemen Kepala Sekolah
No.
Unsur 
Temuan
Makna
 1.



Perencanaan



Sosialisasi, rapat Dewan Guru,
Rapat pengurus Komite
Sekolah, Rapat bersama
Kebersamaan, keke-
Luargaan, keterbu-
Kaan, kesadaran dan
Partisipasi
2.

 
Pengorganisasian



Pengorganisasian Guru, sarana
prasarana, hubungan sekolah
dengan masyarakat (tokoh  masyarakat), proses belajar mengajar yang dibuktikan buku administrasi kepala sekolah, 
struktur organisasi sekolah
Rasa tanggung jawab
yang tinggi, kesada-
ran, kreatif


 

3.









Pelaksanaan









Meskipun sudah dibentuk struk-
tur organisasi dalam pelaksa-
naan suatu program yang dilak-
sanakan dengan kegiatan tetetapi dalam prakteknya selalu bersama-sama atas sepengetahuan Komite Sekolah dan masyarakat sebagai mitra kerja sekolah.  Kepala Sekolah selalu berkoor- dinasi dengan tingkat di atasnya
Kebersamaan, keke-
luargaan, keterbu-
kaan, akuntabilitas,
partisipatif




 
4.


Pengawasan


Selesai kegiatan Kepala Sekolah
selalu mengevaluasi untuk 
melihat hasilnya dan sebagai
bahan pertimbangan untuk kegiatan kedepan. Evaluasi tidak selamanya bersifat formal atau dalam forum formal sebagai penghargaan kepala sekolah memberikan nilai dalam DP3 dan PKG sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat guru
- Akuntabilitas
- Visioner, kesadaran
- Objektif
- sederhana

2.      Proses Belajar Mengajar
Sekolah dalam rangka mewujudkan sekolah efektif, semua Guru melaksanakan kegiatannya dengan menggunakan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Guru mampu menciptakan situasi yang mendorong siswa aktif dengan ditandai siswa mau mengeluarkan pendapat dan tidak takut dalam menyampaikan pendapatnya walaupun berbeda baik dengan Guru maupun teman.
Guru menggunakan berbagai media (alat bantu) dan metode yang sesuai. Pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai kreativitas baik dari segi metode, alat peraga, sehingga mencapai sasaran dan tercapainya tujuan yang direncanakan. Keefektifan Guru dan siswa akan membawa hasil yang maksimal.
Kegiatan siswa di luar Proses Kegiatan Mengajar, juga diperhatikan seperti  kegiatan ekstrakurikuler yang telah mendapat dukungan dari orang tua dalam rangka mengembangkan bakat yang dimiliki siswa, sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas akan mampu berperan dalam era globalisasi baik secara individu maupun kelompok.
3.      Peran Seta Masyarakat
Peran serta masyarakat (PSM) SD Negeri 2 Sidaharja dan SD Ngeri 1 Baregbeg dalam memberikan dukungan dalam proses pendidikan merupakan hasil kerja keras Kepala Sekolah yang didukung oleh Guru dan Komite Sekolah dalam melakukan pendekatan dan menyadarkan tentang pentingnya peran serta masyarakat dalam memajukan sekolah.
Keberhasilan sekolah dalam merangkul masyarakat untuk memajukan sekolah tidak terlepas dari strategi dalam menempatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat yang berpengaruh. Kepala Sekolah bersama tokoh-tokoh masyarakat tersebut mempunyai pengaruh dalam membangkitkan warganya untuk memajukan sekolah.
Di sisi lain kesadaran masyarakat, wali murid untuk turut memajukan sekolahnya sangat tinggi, di samping pendidikan orang tua murid yang rata-rata tamat SLTP/SMP dan kesadaran untuk menyekolahkan putra-putrinya cukup tinggi pula.
Pengurus Komite Sekolah yang memiliki kecerdasan dalam menterjemahkan sekolah efektif juga harus diakui. Kepala Sekolah bersama Komite dan Dewan Guru yang dibantu tokoh masyarakat mensosialisasikan dan memberikan pengertian tentang garis-garis besar langkah-langkah terwujudnya sekolah efektif. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran serta masyarakat (PSM) di sekolah mempunyai peran yang sangat membantu dalam rangka terwujudnya sekolah yang efektif.
4.      Hambatan Pelaksanaan SD Efektif
Peneliti menghimpun hambatan-hambatan baik dari Pemerintah, sekolah dan masyarakat relatif kecil seperti:
a.       Komitmen pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan keterbatasan waktu untuk berkunjung ke sekolah dan memberikan solusi.
b.      Belum adanya dana khusus dari Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan Sekolah Dasar efektif.
c.       Tingkat rotasi Kepala Sekolah dan Guru yang sebagian besar Kepala Sekolah dan Guru di sekolah termutasi karena promosi, tetapi sedikit mempengaruhi pelaksanaan program kegiatan.
d.      Kemampuan masyarakat secara finansial terbatas, betapun semangat mereka untuk mewujudkan sekolah efektif sangat maksimal dan kekuatan mereka terbatas pula. 

D.    Simpulan
1.      Perencanaan yang dilakukan Kepala Sekolah dalam upaya mewujudkan sekolah efektif adalah seperti sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya peran serta masyarakat dalam mewujudkan SD Efektif, rapat-rapat terbuka yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah, Dewan Guru, Komite Sekolah dan seluruh wali murid yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan dinas terkait, dan Penentuan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
2.      Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan untuk mewujudkan sekolah efektif adalah dengan melibatkan semua kekuatan sekolah (Guru dan masyarakat) yang di dalamnya adalah Komite Sekolah dalam setiap kegiatan sekolah menunjukkan bahwa sekolah sudah mampu menanamkan kepercayaan kepada masyarakat.
3.      Sistem pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk menuju sekolah efektif adalah melakukan evaluasi setiap kegaiatan yang dilaksanakan, hasil evaluasi sebgai bahan pertimbangan kegiatan kedepan dan evaluasi yang dilaksanakan tidak selalu formal atau dalam forum.
4.      Dalam hal pembiayaan, selain memanfaatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh pemerintah, kepala sekolah juga bekerjasama dengan pihak komite sekolah dalam pemenuhan kelengkapan sarana dan prasanara sekolah. Bantuan dari masyarakat melalui komite sekolah diperuntukan untuk memenuhi sarana dan prasarana yang tidak tercover dari dana BOS seperti peralatan kesenian (dramband) dan pembangunan WC siswa.
5.      Untuk mempratisipasikan masyarakat / orang tua (wali murid) dalam mewujudkan sekolah efektif kepala sekolah, Guru, Komite dan tokoh masyarakat mensosialisasikan beberapa hal, antara lain:
a.       Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan dan tenaga seperti membantu pengembangan gedung sekolah dengan dana, barang atau tenaga.
b.      Peran serta dalam bentuk keikutsertaan, yang berarti menerima secara aktif apa yang telah diputuskan oleh pihak lain seperti biaya yang harus dikeluarkan orang tua dalam jumlah tertentu yang telah diputuskan musyawarah terbuka.
c.       Peran serta melalui adanya konsultasi mengenai hal-hal tertentu seperti Kepala Sekolah berkonsultasi dengan Komite Sekolah dalam membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.
d.      Keterlibatan dalam memberikan pelayanan tertentu seperti kerjasama dengan Komite Sekolah dan dinas-dinas lain seperti Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kesehatan siswa dan instansi lainnya.
e.       Keterlibatan sebagai pelaksana kegiatan yang telah didelegasikan/dilimpahkan seperti Komite Sekolah ikut serta memberikan dan mengambil keputusan tentang rencana kegiatan sekolah baik menyangkut kegiatan maupun pendanaannya.

E.     Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT, Rineka Cipta.
Satori, Djam’an. 1999. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah. Naskah Akademik Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Pidarta, Made. 1990. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Bina Aksara.