KAJIAN ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Ontologi, epistimologi dan aksiologi merupakan tiga bidang kajian filsafat. Filsafat bermula dari pertanyaan dan berakhir pada pertanyaan. Hakikat filsafat adalah bertanya terus-menerus, karenanya dikatakan bahwa filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri. Dengan bertanya, filsafat mencari kebenaran. Namun, filsafat tidak menerima kebenaran apapun sebagai sesuatu yang sudah selesai. Yang muncul adalah sikap kritis, meragukan terus kebenaran yang ditemukan. Dengan bertanya, orang menghadapi realitas kehidupan sebagai suatu masalah, sebagai sebuah pertanyaan, tugas untuk digeluti, dicari tahu jawabannya.
Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.
Kegiatan komunikasi, dalam hal ini proses perpindahan informasi, bisa dikatakan telah ada sejak terbentuknya suatu masyarakat dan telah menjadi bagian dari kehidupan keseharian manusia. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun manusia digunakan untuk berkomunikasi (Rakhmat, 2003: vii). Di satu sisi, pada hakikatnya komunikasi adalah fitrah manusia, selama manusia masih mempunyai naluri ingin tahu dan ingin menyampaikan sesuatu kepada sesamanya, maka selama itu akan ada kegiatan komunikasi.
Semakin kompleksnya kehidupan manusia, membuat peranan komunikasi semakin tidak terelakan, untuk kepentingan berinteraksi, memecahkan masalah, atau untuk menjalin hubungan baik dengan sesamanya. Demikian pula bila dilihat dari sudut pandang organisasi atau perusahaan sebagai suatu kesatuan sosial yang terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama (Robbins, 1994; 4), komunikasi memiliki peranan penting,salah satunya dalam menjalin hubungan dengan para stakeholder-nya.
Sebelum melangkah lebih jauh dalam membahas peran-peran penting lainnya dari komunikasi organiasi beserta hal-hal lainnya yang terkait dengan komunikasi organisasi, kita akan kaji terlebih dahulu esensi dari komunikasi organisasi itu sendiri.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “Kajian Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi dalam Komunikasi Organisasi Pendidikan”
2.      Rumusan Masalah
Tiga komponen pengetahuan adalah ontology, epistimologi dan aksiologi dan kaitanya dalam tulisan karya ilmiah kali ini adalah :
a.       Apakah komuniasi organisasi pendidikan itu? (ini adalah akjian komponen onologi)
b.      Bagaimanakah komunikasi organisasi pendidikan itu? (ini adalah kajian epistimologi)
c.       Apakah manfaat komunikasi organisasi pendidikan itu? (Ini adalah kajian aksiologi)
3.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.       Menjelaskan apakah komunikasi organisasi pendidikan.
b.      Menjelaskan bagaimana komunikasi organisasi pendidikan.
c.       Menjelaskaan manfaat komunikasi organisasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kajian Ontologi dalam Komunikasi Organisasi Pendidikan
Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan: 2005). Ontologi atau juga metafisika berhubungan dengan penjelasan hakikat dari realitas se-rasional dan se-komprehensif mungkin. Makna lain istilah metafisika adalah ilmu yang menyelidiki kakikat apa yang ada dibalik alam nyata. Jadi ontologi atau metafisika berati ilmu hakikat.
Permasalahan ontologi dalam kajian komunikasi organisasi pendidikan diantaranya adalah apakah komunikasi organisasi pendidikan? Apakah objek dari kominikasi organisasi pendidikan? Apakah tujuan komunikasi organisasi pendidikan?
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1.      Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.      Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.      Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.      Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.

Kominikasi dalam organisasi dapat mempermudah dalam bekerjasama anar individual dalam oraganisasi tersebut. Menurut Shane dan Glinow (2007) ciri dari kerjasama sebagai peranan individu dalam organisasi tersebut antara lain: (a) ada komunikasi antara orang-orang yang bekerjasama; (b) individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerjasama; (c) kerjasama tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi.

B.     Kajian Epistimologi dalam Komunikasi Organisasi Pendidikan
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah itu yang dimaksud adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya, metodenya, dan validitasnya. Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang mendasar mengenai pengetahuan (very possibilityof knowledge). Apakah pengetahuan yang paling murni dapat dicapai.
Permasalahan epistemologi dalam kajian komunikasi organisasi pendidikan berkisar pada ikhwal proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu : bagaimna komunikasi organisasi pendidikan, bagaimana proses komunikasi, dan apa hambatan dalam proses komunikasi.
1.      Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna. Model proses komunikasi dapat disajikan dalam gambar sebagai berikut:
PROSES KOMUNIKASI
PESAN
PESAN
PESAN
PESAN
PENERIMA
PENGKO
DEAN
PENGKO
DEAN
SUMBER
SALURAN
UMPAN BALIK
 







Keterangan:
Unsur-unsur dalam proses komunikasi:
a.       Sumber: sumber merupakan komunikator yaitu seseorang yang mempunyai gagasan, informasi, maksud dan tujuan berkomunikasi.
b.      Pesan: merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya apa yang dikomunikasikan.
c.       Pengkodean: adalah suatu proses mengubah suatu pesan komunikasi menjadi bentuk simbol. Empat kondisi yang mempengaruhi pesan terkode yaitu: Ktrampilan, Sikap, Pengetahuan, dan Sistem sosial budaya.
d.      Saluran: suatu medium lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan.
e.       Pengkodean/penguraian simbol: adalah menerjemahan-ulang pesan komunikasi seorang pengirim.
f.       Umpan balik: adalah tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan ke dalam sistem guna memeriksa kesalahpahaman.
Berdasarkan dari unsur-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsur-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.
2.      Hambatan dalam Proses Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini : Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak in tune dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
 Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : Gangguan (Noises), terdiri dari : Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),ä yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan. Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
3.      Komunikasi dalam organisasi
Desain organisasi haruslah memungkinkan terjadinya komuniasi ke empat arah yaitu: ke atas, ke bawah (vertikal); horisontal; dan diagonal. Hal ini akan memungkinkan dalam memahami berbagai hambatan komunikasi yang efetif dalam organisasi serta dapat memahami berbagai hambatan-hamabatan yang ada.
                       ·          Komunikasi ke bawah: adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi, dan mencakup: kebijaksanaan pimpinan, instruksi, dan memo resmi.
                       ·          Komunikasi ke atas: adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi, dan prosedur keluhan.
                       ·          Komunikasi horisontal : adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi  ini diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengitegrasikan berbagai fungsi organisasi.
                       ·          Komunikasi diagonal: adalah komunikasi silang melintasi fungsi dan dan tingkat dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi di mana anggota tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah, ataupun horisontal.

C.    Kajian Aksiologi dalam Komunikasi Organisasi Pendidikan
Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah “teori tentang nilai” (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 105).
Pertanyaan yang menyangkut wilayah Aksiologi antara lain: untuk apa komunikasi organisasi pendidikan digunakan?
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
·         Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
·         Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
·         Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
·         Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah :
a.      Fungsi informasi
Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
b.      Fungsi komando akan perintah
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
c.       Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan dari pada atasan atau guru baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab
d.      Fungsi integrasi.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ontologi, epistimologi dan aksiologi merupakan tiga bidang kajian filsafat. Filsafat bermula dari pertanyaan dan berakhir pada pertanyaan. Hakikat filsafat adalah bertanya terus-menerus, karenanya dikatakan bahwa filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri. Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini.
Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang cirri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak (Suparlan: 2005).
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung.
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah itu yang dimaksud adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya, metodenya, dan validitasnya. Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang mendasar mengenai pengetahuan (very possibilityof knowledge). Apakah pengetahuan yang paling murni dapat dicapai.
Proses komunikasi adalah langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna.
Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah “teori tentang nilai” (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 105).
Pertanyaan yang menyangkut wilayah Aksiologi antara lain: untuk apa komunikasi organisasi pendidikan digunakan.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: Fungsi informative, Fungsi regulatif, Fungsi persuasive dan Fungsi integratif.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka setiap pembahasan mengenai ilmu pengetahuan diharapkan melalui kajian landasan filosofis, yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi agar supaya upaya dan usaha yang menjadi pembaharuan dalam komunikasi organisasi pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA


Suriasumantri, Jujun S, 1985, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,  Penerbit Sinar Harapan, Jakarta
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya..2001.

http://leniastuti17.blogspot.com/2013/04/37-komunikasi-dalam-organisasipendidikan.html (04-06-2013)